PEMBUATAN KITOSAN MAKROPORI MENGGUNAKAN
EPICHLOROHYDRIN SEBAGAI CROSS-LINKER DAN APLIKASINYA TERHADAP ADSORPSI METHYL
ORANGE
Riyan Yoga Sakti
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Mercu Buana
Meruya Selatan, Jakarta Barat
(Berasal dari jurnal Mahasiswa UniBraw)
(Berasal dari jurnal Mahasiswa UniBraw)
ABSTRAK
Kitosan makropori dibuat dengan garam dapur atau Natrium
Klorida (NaCl) sebagai porogen dan epichlorohydrin sebagai cross-linker. Faktor
yang berpengaruh terhadap adsorpsi methyl orange oleh kitosan makropori yang dikaji
pada penelitian ini yaitu pH larutan, waktu kontak, dan komposisi
kitosan:epichlorohydrin. Hal ini ditunjukkan oleh pH larutan yang tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap proses adsorpsi. Kondisi optimum
adsorpsi methyl orange dicapai pada pH 7 dengan waktu kontak 60 menit.
Perbandingan komposisi kitosan:epichlorohydrin (1:40) menunjukkan komposisi
terbaik untuk adsorpsi methyl orange dengan kapasitas adsorpsi sebsesar 8,538 mg/g
dan konstanta laju adsorpsi (k) sebesar 0,033 menit-1
Kata kunci:
adsorpsi, kitosan makropori, methyl orange.
PENDAHULUAN
Makropori merupakan material berpori yang lebar internal
porinya lebih besar dari 50 nm. Metilorange merupakan zat warna anionik dengan
gugus azo yang banyak digunakan dalam industri tekstil dan berbahaya bagi
lingkungan karena bersifat racun, karsinogenik dan mutagenik [3,4]. Adsorpsi
merupakan teknik penghilangan zat warna pada limbah yang paling popular, karena
metode tersebut cukup efektif, mudah dilakukan, dan relatif murah [3]. Kitosan
merupakan adsorben yang berpotensi, karena ergolong adsorben yang murah[5].
Adanya gugus fungsi amino pada kitosan memberikan sifat adsorpsi untuk banyak
ion logam dan pewarna organik [6].
Pada penelitian ini, kitosan makropori dibuat dengan
menggunakan epichlorohydrin sebagai cross-linker dan garam NaCl sebagai porogen
dan aplikasinya untuk adsorpsi zat warna methyl orange. Garam NaCl disamping
harganya murah dan mudah didapat, dapat bercampur dengan kitosan namun tidak
bereaksi dan dapat segera dihilangkan dengan cara pencucian, sehingga dapat
membentuk pori[8]. Penggunaan cross-linker pada kitosan yaitu untuk
meningkatkan stabilitas kitosan dalam medium asam [9,10], serta meningkatkan
sifat adsorpsi[11]. Penggunaan epichlorohydrin sebagai cross-linker memiliki
keuntungan, yaitu tidak menghilangkan gugus amina pada kitosan[11].
METODA PENELITIAN
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah kitosan ,
garam dapur merek Revina, CH3COOH, NaOH, epichlorohydrin, dan methyl orange. Alat yang digunakan adalah
adalah ayakan 60-100 mesh, pH meter merk Hanna, neraca Ohaus Adventurer, oven
merk Memmert, shaker merk Hitachi tipe
TM 3000, magnetik stirer, Spektrofotometer UV-Vis merk Shimadzu tipe UV
1601, Spektroskopi inframerah.
Prosedur Pembuatan
Kitosan Makropori
Kitosan sebanyak 4 g dilarutkan dalam 100 mL CH3COOH 5%.
25 g campuran tersebut ditambahkan x mg epichlorohydrin. Kemudian ditambahkan
10 g garam dapur dengan ukuran 150-250
µm. Kemudian dituangkan kedalam gelas petri dan didiamkan selama 20 jam
kemudian dioven pada temperatur 70oC selama 5 jam. Membran kering
yang terbentuk direndam dalam 10 mL larutan NaOH 1M selama 2 jam. Kemudian
dicuci dengan menggunakan akuades hingga bebas klorida. Selanjutnya dioven pada
temperatur 110oC hingga massa konstan.
Adsorpsi Methyl
orange
Pada penentuan pengaruh pH sampel terhadap adsorpsi,
larutan methyl orange 20 ppm dengan kisaran pH 3-8 sebanyak 100 mL ditambahkan
0,2 g kitosan:epichlorohydrin (1:20). Kemudian dikocok dengan menggunakan
shaker pada kecepatan 100 rpm selama 2 jam. Pada penentuan pengaruh komposisi
kitosan:epichlorohydrin terhadap adsorpsi methyl orange, 100 mL larutan methyl orange
20 ppm pH 7 masing-masing ditambahkanditambahkan 0,2 gram kitosan
makropori dengan variasi kitosan:cross-linker (1:20, 1:40, dan 1:60) dan
kitosan tanpa porogen. Kemudian dikocok
dengan menggunakan shaker pada kecepatan 100 rpm selama 3 jam.
Penentuan Waktu
Kontak Optimum terhadap Adsorpsi Methyl orange
Larutan methyl orange
20 ppm pH 7 sebanyak 100 mL ditambahkan 0,2 g kitosan:epichlorohydrin
(1:20). Kemudian dikocok dengan menggunakan shaker pada kecepatan 100 rpm
selama 3 jam. Pemipetan larutan setelah adsorpsi dilakukan pada waktu tertentu
(x= 0, 1, 5, 10, 15, 20, 25, 30, 45, 60, 120,150 menit dan 180 menit).
Penentuan Konsentrasi
Methyl Orange
Larutan methyl orange sebelum dan setelah adsorpsi
sebanyak 5 mL diencerkan pada labu ukur 25 mL dan diukur absorbansinya pada λ= 462 nm dengan menggunakan Spektrofotometer
UV-Vis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakterisasi Kitosan
Morfologi kitosan makropori diketahui
dengan pengamatan dengan menggunakan SEM. Kitosan makropori hasil penelitian
(Gambar 1) memiliki diameter pori yang berbeda, pada rentang 14,6–24,9 µm.
Karakterisasi kitosan makropori mengggunakan FT-IR menunjukkan adanya vibrasi C-O-C stretching asym pada 1099,35 cm-1 yang merupakan
hasil reaksi epichlorohydrin dan gugus hidroksil pada kitosan. Pada bilangan
gelombang 1315,36 cm-1 muncul puncak serapan yang menunjukkan vibrasi C-N amina sekunder
yang merupakan hasil reaksi epichlorohydrin dan gugus amina pada kitosan.
Adsorpsi methyl
orange
Pada penelitian ini optimasi adsorpsi
methyl orange ditentukan parameter pH larutan dan komposisi
kitosan:epichlorohydrin. pH larutan mempengaruhi muatan permukaan adsorben,
derajat ionisasi dan analit dapat
terserap dalam adsorpsi tersebut[12]. Hasil penelitian (Gambar 2)
menunjukkan adsorpsi fisik lebih mendominasi proses adsorpsi yang ditunjukkan
oleh pH larutan tidak memiliki dampak signifikan terhadap adsorpsi methyl
orange dengan perbedaan adsorpsi <1%.
Pada pH 3 hingga pH 5, terjadi penurunan jumlah methyl
orange yang teradsorpsi, karena pada
pH<pKa kitosan (6.5), sebagian gugus
amina kitosan akan terprotonasi menjadi NH3+, adsorpsi
sebagian dipengaruhi oleh interaksi 185 elektrostatik antara NH3+ pada
kitosan dengan SO3- pada
methyl orange. pH optimum adsorpsi
methyl orange dicapai pH 7, dimana jumlah ion H+ dan OH larutan
menstabilkan muatan negatif dari methyl orange, sehingga adsorpsi yang terjadi
maksimum.
Pengaruh variasi perbandingan
kitosan:epichlorohydrin terhadap adsorpsi methyl orange oleh kitosan makropori
tersaji pada Gambar 3.
Kapasitas dan
Konstanta Laju Adsorpsi Methyl Orange pada Kitosan Makropori
Hasil penelitian (Gambar 4) bahwa waktu
kontak berpengaruh terhadap adsorpsi methyl orange kitosan makropori. Waktu optimum tercapai
pada menit ke-60, pada kondisi ini semua sisi aktif NH3+ pada
kitosan dan pori kitosan makropori telah berinteraksisi dengan methyl orange
secara maksimum. Pada menit ke 120-180 menunjukkan telah terjadi kesetimbangan
adsorpsi dimana laju adsorpsi sama dengan laju desorpsi.
KESIMPULAN
Adsorpsi methyl orange pada kitosan makropori diduga
adsorpsi fisik dan adsorpsi kimia. Adsorpsi fisik mendominasi proses adsorpsi
yang ditunjukkan oleh pH larutan yang tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap proses adsorpsi. Kondisi optimum adsorpsi dicapapai pada pH 7 dan pada menit ke-60. Kitosan makropori dengan komposisi kitosan:epichlorohydrin
1:40 menunjukkan hasil adsorpsi yang paling baik, kapasitas adsorpsi sebsesar
8,538 mg/g dan konstanta laju adsorpsi (k) sebesar 0,033 menit-1.
.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sharma, S.K.,
dan Sanghi, R., 2012, Advances in Water Treatment and Pollution Prevention,
Springer, New York. 8.538 mg methyl orange /g kitosan makropori187
2. Xia, Y., dkk, 2003, Macroporous Materials Containing
Three-dimensionally PeriodicStructure, Yang, P., The Chemistry of
Nanostructured Material, World ScientificPublishing, London.
3. Shiue, A., Ma, dkk, 2012, Adsorption Kinetics and
Isotherms for the Removal Methyl orange from Wastewaters using Copper Oxide
Catalyst Prepared by the Waste Printed Circuit Board,Sustain. Environ, Vol.
22(4), pp. 209-215.
4. Asiagwu, A.K, dkk, 2013, Kinetic Model for the Removal
of Methyl orange (Dye) From Aqueous Solution Using Avocado Pear (Persea Americana)
Seed, Journal of Chemical, Biological and Physical Sciences, Vol. 3(1), pp.
48-57.
5. An-Chong, C., dkk, 2006, Using Nacl Particles as
Porogen to Prepare a Highly Adsorbent Chitosan Membranes, Membrane Science,
Vol. 280, pp.163-174.
6. Saha, T.K, dkk, 2010, Adsorption of Methyl orange from
Aqueous Solution, J. Water Resource and Protetion, vol. 2, pp. 898-906.
7. Liu, C., dkk, 2004, Sodium Tripolyphosphate (TPP)
Crosslinked Chitosan Membranes and Applicatioin in Humic Acid Removal, American
Institute of Chemical Engineers, New York.
8. Mohamed, H.M. dan Wilson,L., 2012, Porous Copolymer
Resins: Tuning Pore Structure and Surface Area with Non Reactive Porogens,
Nanomaterials, Vol.2, pp.163-186.
9. Prayoga, I., 2012, Pengaruh Konsentrasi Glutaraldehida
yang Ditambahkan pada Membran Kitosan Terhadap Kinerja Biosensor Konduktometri
Diazinon, Skripsi, Fakultas Matematika
Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya, Malang.
10. Huang, R., dkk,
2013, Adsorption of Methyl orange onto Protonated Cross-linked Chitosan,
Arabian Journal of Chemistry, pp. 1-9.
11. Vieira, R.S., dan Beppu, M.M., 2008, Chitosan as
Adsorbent for Heavy Metal Ions:Performance and Adsorption Mechanism, Robinson,
L.N, Water Resources Research Progress,
Nova Science Publicer, Inc, New York.
12. Riapanitra A., Tien S., dan Kapti R., 2006, Penentuan
Waktu Kontak dan pH Optimum Penyerapan Metilen Biru Menggunakan Abu Sekam Padi,
Jurnal Molekul, Vol.1(1), pp. 41-44.
13. Arisurya, R.E., 2009, Laju Adsorpsi
Isotermal Β - Karoten dari Metil
Ester Minyak Sawit dengan Menggunakan Atapulgit dan Magnesium Silikat Sintetik,
Skripsi, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sunting dari salah satu Jurnal Mahasiswa Universitas Brawijaya
Sunting dari salah satu Jurnal Mahasiswa Universitas Brawijaya
0 comments:
Post a Comment